Selasa, 18 September 2012

Feminisme; Sebuah Perjuangan yang Tak Pernah Usai




Oleh Mei rahmawati*


Secara historis, agak sulit untuk melacak secara pasti kapan istilah dan bentuk gerakan feminisme itu muncul. Kata feminisme sendiri mulai banyak digunakan oleh kebanyakan kalangan gerakan perempuan Selatan sejak akhir abad XIX dan awal abad XX, sementara kalangan gerakan perempuan Utara menggunakan istilah feminisme sebagai sebuah paham/ideologi untuk melakukan perubahan masyarakat, terutama dengan pendemokrasian kehidupan rumah tangga, masyarakat dan politik, ekonomi serta mengakhiri diskriminasi rasial.

Pada paruh perjalanannya, istilah feminisme pun tidak dengan sendirinya identik dengan berbagai gerakan perempuan. Dengan pengertian lain, tidak semua gerakan perempuan sama dan mau disamakan dengan feminisme, meskipun isu dan persoalan perempuan yang diperjuangkannya relatif sama dengan isu-isu yang menjadi sasaran kritik dan perjuangan feminisme itu sendiri. Mungkin ketidak-identikan gerakan perempuan dan feminisme lebih disebabkan oleh sejarah kemunculan keduanya, dimana feminisme lebih identik dengan Barat. Tetapi lambat laun, feminisme semakin mengalami perubahan, bukan hanya adalam tataran diskursif semata melainkan juga dalam lokus perjuangan yang dilakukan. Untuk itu bukan lagi merupakan sesuatu yang penting untuk memperdebatkan apakah gerakan perempuan itu harus identik dengan feminisme atau tidak. Bagaimanapun keduanya tetap bisa berjalan beriringan, karena keduanya sama-sama memperjuangkan permasalahan kaum perempuan yang memang selama ini menjadi lahan diskriminasi dan sub-ordinasi.

Dalam Islam sendiri, patut dimaklumi bahwa bukan hal yang mudah untuk membayangkan titik temu antara feminisme di satu sisi dan Islam di sisi yang lain meskipiun dalam  banyak hal berusaha dicontohkan bahwa keduanya bisa sejajar dan bahkan bisa menginspirasi satu sama lain. Persoalan yang cukup mendasar adalah karena feminisme -sebagai sebuah gerakan dan disiplin keilmuan- merupakan fenomena yang tidak pernah muncul di dunia Islam, sementara Islam sendiri tumbuh dan berkembang di tanah Arab yang dikenal cukup kuat cengkeraman patriarkinya.  

Dalam pola berfikir, berinteraksi, gerak dan waktu untuk bersosialisasi, perempuan merupakan makhluk yang lemah dibanding kaum Adam. Secara biologis pun disebutkan perbandingan 9:1, yang berarti bahwa 9 milik laki-laki dan 1 milik perempuan dalam segi pola pikir. Namun hal ini lain, 1:9 dilihat dari segi psikis. Artinya, perempuan selalu mengedepankan perasaan. Namun Allah menciptakan ini semua terdapat hikmah tersembunyi. Dimana perbedaan itu adalah sebagai suatu simbol untuk melengkapi kehidupan. Dengan kelembutan, ketelatenan yang dimiliki oleh kaum perempuan menjadikan tanggungjawab dalam beberapa urusan rumah tangga bisa terselesaikan. Misalnya saja mengasuh dan mendidik anak, mencuci, bersih-bersih rumah, mencuci dan lain sebagainya. Namun demikian apakah perempuan tidak memiliki hak untuk bersosialisasi dalam masyarakat, beragama atau dalam hal memimpin. Inilah diskursus yang selama ini diusung oleh para pejuang kaum perempuan. Dimana kaum perempuan tak jarang dianak-tirikan dan tidak diperkenankannya memposisikan apalagi mengangkat kesetaraan perempuan (gender) dalam sektor-sektor kehidupan. walaupun memang kaum perempuan tidak bisa mengingkari terhadap “doktrin” yang menyatakan bahwa sekuat-kuatnya perempuan belum bisa menandingi kaum Adam. Itu adalah doktrin keniscayaan.

Feminisme bisa diartikan sebagai suatu kesadaran untuk mengubah keadaan yang lebih seimbang antara kaum laki-laki dan perempuan, dengan menghilangkan penindasan, pemerasan dan eksploitasi, baik dalam lingkup masyarakat, kerja maupun keluarga. Wacana feminisme (gender equality), persamaan hak dan emansipasi wanita, semuanya itu adalah isu global yang sampi kini masih ramai dan hangat untuk dibicarakan. Namun terkadang hal itu rumit dan sulit, karena banyak terjadinya kontradiksi, seperti diceritakannya kisah-kisah yang telah kita lihat di salah satu channel televisi dalam siaran talk show. Disana membahas tentang adanya tindak diskriminasi gender yang tak kunjung berakhir. Perjuangan feminisme seakan tak pernah usai. Pada dasawarsa terakhir ini bisa dikatakan para pejuang hak asasi perempuan semakin menjamur. Tak terkecuali aktifis dari kaum lelaki. Mereka semua dengan segala daya dan upayanya berusaha merekontruksi hak-hak kaum Hawa yang selama ini mengalami marjinalisasi. Akhirnya pertentangan di sana-sini tidak bisa terhindari. kontradiksi berbagai macam aroma pemikiran pun terjadi, dan menjadi tema yang selalu hangat untuk dibicarakan. Tidak hanya itu, seminar-seminar umum atau kajian-kajian pun ternyata tak pernah jemu untuk mendialogkan tentang masalah feminisme tersebut.

Feminisme, isu ini muncul dan menjadi opini dunia. Hal ini terjadi pada tahun 1976 yang dikenal dengan ASSIDOWI. Kesepakatan tersebut muncul memaparkan tentang adanya diskriminasi terhadap perempuan. Di dalamnya terdapat beberapa konsensus yang membahas 16 permasalahan dengan menuntut persamaan  mutlak antara laki-laki dan perempuan, baik dalam lapangan sosial masyarakat, hak dan kewajiban, pendidikan maupun kerja. Tetapi gerakan ini secara perlahan baru bisa dimulai dan diterima di Indonesia pada tahun 1980.

Feminis berkebangsaan Mesir, Nawal al-Sa’dawi. Adalah doktor sekaligus penulis perempuan kenamaan yang menyadarkan perempuan-perempuan Mesir untuk bangun dari tidur panjangnya. Beliau tumbuh dan besar di Selat Atlantik, pantai Meksiko utara Kuba yang jaraknya sejauh 10 ribu mil dari perkotaan. Pada waktu itu beliau menulis karyanya bertemakan “100 tahun diatas kebebasan perempuan“ yang ditulisnya dirumah Florida, USA. Karya tulisnya tersebut telah diakui dan disepakati pada muktamar di Kairo 23-24 oktober 1999. Pada salah satu bukunya “Qodhoya al-Mar’ah wa al-Fikr wa al-Siyasah’’ terdapat satu tema yang berjudul “filsafat perempuan pada masa terdahulu’’, dalam tema itu Nawal mengemukakan bahwa penemuan dalam ilmu antropologi membuktikan bahwa sesungguhnya pemikiran, filsafat, bahasa, agama dan kebanyakan ilmu yang lainnya adalah ditemukan oleh kaum perempuan pada masanya terdahulu (an nisa al-qodimah). Hal ini membuktikan bahwa akal perempuan itu cerdas, akan tetapi kaum Adam yang telah memulai memperkerjakan, seperti  berburu, memburu hewan, dan sebagainya. Tetapi ternyata peraturan  Biologi  tidak masuk dalam pembagian antara laki-laki dan perempuan. Seperti perbudakan. Sebagaimana yang diungkapkan para ilmuwan dan filosof yang muncul di masa tersebut. Di Mesir sendiri sebetulnya kebebasan-kebebasan sudah ada sejak masa Mesir Kuno. Kenyataan diatas mengemukakan tidak hanya persoalan-persoalan feminisme dan harga diri perempuan saja. Tapi Nawal juga merupakan sosok pahlawan feminisme yang mengangkat hak-hak perempuan diatas berbagai penindasan, khususnya penindasan di zaman ini yang diungkap dalam beberapa karya tulisnya tersebut. Dan dia ingin membuka mata dunia bahwa perempuan patut dibela.

Datangnya faham feminisme dari Barat yang aslinya merupakan ide sekularisme dan sosialisme itu akhirnya  menginfiltrasi kedalam dunia Islam, tak pelak muncullah nama-nama feminis muslimah semisal Fatima mernissi (Maroko), Taslema Naseer (Bangladesh), Riffat hassan (Pakistan), dll. Mari kita menilik sejenak bagaimana wanita pada zaman dahulu (masa jahiliyyah dan awal futuhat Islamiyyah) dalam kacamata agama. Laki-laki pada zaman dulu boleh menikahi tanpa batasan/bersuami lebih dari satu (Poliandri). Pada zaman Arab jahiliyyah sebelum Islam, wanita tidak mempunyai hak apapun dalam hidup, baik pendidikan, hak harta, hak dalam berfikir dan berpendapat, apalagi hak dalam berkiprah dalam bermasyarat pada zamannya. Secara singkatnya wanita tak lebih dari barang yang dapat diwariskan. Sangat memprihatinkan memang, ia selalu ditindas dan diberi kekerasan. Namun sejak datangnya Islam, posisi wanita menjadi sangat dihargai dan dimuliakan. Ia ibarat permata yang mahal dan dijaga keberadaannya. Islam memuliakan wanita dengan memberi hak-hak mereka secara adil, dan pada masa tersebut sangat bertolak belakang dengan masa jahiliyyah. Anak perempuan yang sebelumnya dianggap aib, fitnah, tidak bisa perang, lemah, yang kemudian dibunuh secara hidup-hidup mulai dilarang oleh Islam. Begitu pun wanita juga dimuliakan dalam lingkup keluarga (istri) sebagaimana laki-laki, kecuali dalam hal mas’uliyyah keluarga, laki-laki tetap masih dipercaya untuk memikul tanggungjawab sebagai kepala rumah tangga keluarga. Secara garis besar, wanita mulai pada masa itu benar-benar dimuliakan dalam status sosial-masyarakatnya, pun demikian syariat Islam memberikan hak-haknya yang sebelumnya belum pernah ada, yaitu seperti hak terhadap pewarisan istri sepeninggal suami.

Wanita adalah pasangan perjuangan yang senantiasa menemani dan membantu jihad laki-laki (suami), selain juga menjadi tempat berbagi. Disini sangat tampak bahwa yang membedakan derajat di hadapan Allah bukanlah karena jenis kelaminnya, akan tetapi kadar keimanan dan ketakwaan hamba itu sendiri. Memang dalam beberapa hal, hak dan kewajiban antara laki-laki dan wanita ada yang sama. Mereka sama-sama mempunyai kewajiban untuk ber-amar maruf nahi munkar. Sama dalam menjalankan syari’ah Islam yang telah digariskan.

Membahas masalah feminisme adalah konsep yang sulit juga kontroversial. Seorang muslimah akan terjangkit ambivalensi jika tidak pandai memahami makna feminisme. Mengkaji Islam lebih dalam adalah hal yang tepat untuk meluruskan pemahaman yang diangkut para feminis. Selain itu, peran aktif muslim dalam memahami arti kepemimpinan ajaran Islam akan membantu paradigma para feminis. Akhirnya yang juga harus dipahami bahwa hakikat qawamah (baca: kepemimpinan laki-laki) bukan penguasaan yang sewenang-wenang, tetapi kepemimpinan yang diterapkan Allah sebagai perlindungan terhadap kaum wanita. Wallahu a’lam bis shawab.





* Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Tingkat I Universitas Al-Azhar Kairo-Mesir. Artikel ini ditulis pada tahun 2006.

1 komentar:

  1. Buy a Today's Delivery for - Titanium-ART
    The Tittanium-ART - Buy today's delivery and raft titanium find all columbia titanium you need from titanium teeth the black titanium wedding bands Tittanium-ART today's deliveries at trex titanium headphones the best savings on

    BalasHapus